Tentang smart bulb Bardi/Philips / smart lampu di Indonesia

Matthew Brealey
5 min readAug 16, 2021

--

Ini sedikit informasi tentang smart bulb, khususnya merek Bardi.

Apa itu smart bulb? Smart bulb adalah bola lampu yang disambung ke internet/home network dan pada umumnya disetel dari ponsel, computer, dll.

Apa manfaat smart bulb?

  • Bisa di hidup/matikan dari luar rumah, atau di dalam rumah dari posisi mana saja
  • Bisa di hidup/matikan pakai jadwal
  • Bisa disetel terang (seperti dimmer)
  • Tergantung bola lampu juga sering bisa pilih warna

Apa alternatif selain smart bulb?

  • Untuk setel terang bisa fitting dimmer, namun harga dimmer kadang lebih mahal daripada smart bulb, dan kalau tidak ahli listrik butuh tukang listrik lagi. Kalau smart bulb tinggal ganti bola.
  • Ada SceneSwitch dari Philips, yang bisa matikan sampai berapa kali untuk setel cahaya (setiap kali di hidupkan kembali cahaya diputar diantara 100%, 40% dan 10%): https://www.lighting.philips.co.id/id/consumer/pilih-bola-lampu/sceneswitch Tetapi, ini hanya satu fungsi, dan masih tetap menggunakan saklar — tidak bisa dari mana saja
  • Ada juga bola lampu pakai remote yang hampir sama dengan smart bulb, tapi remote itu IR (inframerah), jadi harus dekat bola lampu. Di bandingkan bola lampu smart ini cukup kaku karena lebih cocok kalau dari mana saja. Biasanya bola remote itu ada warna-warninya dan setelan cahaya (10–100% gitu)

Apa saja kekurangan dari bola lampu smart?

  • Kalau di bola lampu LED bisa beli dengan harga sangat murah (kalau Hannochs 3W sampai 12W biasanya harganya hanya sekitar 10–15 ribu), sedangkan smart bulb memiliki harga 75 ribu ke atas.
  • Untuk berfungsi dengan maksimal butuh Wifi dengan internet rumah. Misalnya: untuk setel lampu dari luar rumah, harus ada internet seperti Indihome di rumah. Kalau tidak punya Wifi dengan internet, smart bulb tidak terlalu rekomend. Smart bulb tetap berfungsi dengan hotspot HP, tetapi kurang ideal karena seandainya smart bulb disambungkan ke hotspot HP ayah, saat ayah pergi, ibu tidak dapat menggunakan fitur smart.
  • Pada umumnya kalau smart bulb kena mati lampu, setelah hidup kembali listrik, lampu akan hidup juga, walaupun sebelumnya dimatikan. Jadi kalau tengah malam tidur, listrik mati, hidup lagi, bisa jadi terang semua.

Merek apa saja smart bulb di Indonesia?

  • Bardi dengan 9W warna(90 ribu), 12W warna (95 ribu), 9W putih/kuning (85 ribu), dan LED strip warna (80 ribu per 2 meter belum termasuk adaptor 125 ribu untuk maksimal 2 x 2 meter, atau 230 ribu untuk maksimal 5x 2meter)
  • Philips Hue dengan beragam-macam bola lampu dengan harga sangat mahal (450 ribu untuk satu bola warna, dan 1 juta untuk LED strip). Tidak menggunakan wifi, tetapi punya network sendiri (pakai hub Hue)
  • Philips Smart Wifi dengan 9W putih/kuning (55 ribu), 9W warna (105 ribu), LED strip (450+ ribu untuk 2 meter pertama, termasuk adaptor, plus 108 ribu per 1 meter, maksimal 10 meter), downlight putih/kuning 3.8W, 9W, 12.5W atau 17W (100- 130 atau 140 ribu tergantugn Wattnya)
  • Xiaomi/Mi/Yeelight dengan 100an ribu untuk yang putih/kuning dan 250 ribu untuk yang warna
  • Bosman cukup mirip dengan Bardi, dan memiliki produk berupa 9W warna (110 ribu), 12W warna (115 ribu), downlight 12W warna (215 ribu), dan LED strip warna (sama seperti Bardi, dijual per gulung 2 meter (88 ribu), dan jual terpisah adaptor dengan kapasitas 2 x 2m (125 ribu) atau 5 x 2m (200 ribu)).

Tentang kemiripan Bosman dengan Bardi, menurut izin Ditjen SPPI, produk Bardi (bagian besar atau semuanya), diproduksikan oleh Shenzhen JBT Smart Lighting, China. Website JBT LED cukup bagus dan di situ bisa dilihat semua produk, termasuk yang belum (atau tidak akan) dijual di Indonesia. https://www.jbtled.com/en/product.html

Salah satu produk yang belum dijual oleh Bardi adalah Smart Downlight warna. Namun, sepertinya sudah dijual oleh Bosman, dengan harga sekitar 215 ribu. Selain downlight, JBT LED juga memproduksikan lampu lilin 5W fitting E14/C37 dan 5W GU10 lampu sorot. Kemungkinan kalau bisa dapat produk tersebut langsung dari China, bisa disambung dengan sistem Bardi/Bosman.

Terkait kemiripan produk Bardi dengan Bosman, saya tidak bisa menjamin kompatibel, karena menurut izin SDPPI Bosman, pabrik lampu mereka ‘Wenzhou Chiefstone C&T’, yang menurut Google pabrik alat las. Saya belum tes tapi kemungkinan besar bisa campur Bosman dengan Bardi.

Jadi pada saat ini Bardi laku keras karena harganya terjangkau, khususnya LED strip: kalau Philips kena sekitar 1.3 juta untuk 10 meter, sedangkan Bardi hanya sekitar 650 ribu untuk 10 meter, yaitu setengah harga.

Bola lampu warna 12W

Sesuai spesifikasi Bardi (dan Bosman), bolam 12W bisa dari warm white (kuning) 2700K ke 6500K (cool white). Kalau menurut Bardi cahaya itu dari 110 lumen ke 1110 lumen. Lumen itu skala ukur cahaya bola lampu, dan pada saat ini, bola LED bisa sampai 100 lumen per Watt (biasa yang putih sedikit lebih efisien daripada yang kuning/warm white).

Saya ukur dengan Wattmeter dan dapat seperti ini:

  • putih/kuning — 100% 11.3W, 50% 11.5W, 40% 9.7W, 30% 6.5W, 20% 4.6W, 10% 2.7W, 1% 1.3W. Jadi bisa dibilang setelan cahaya tidak berfungsi sesuai angka, tapi secara real bisa dari 10% sampai 100% sesuai spesifikasi, dan sesuai angka dari 1% ke 50% saja
  • warna — tergantung warna maksimal diantara hanya 2W dan 3W saja. Minimal 0.3W. Kali ini skala cahaya berfungsi seperti seharusnya, jadi memang 50% tidak seterang 100%.

Jadi seperti diatas kalau untuk warna memang tidak terang, karena hanya maksimal sekitar 3W. Kalau dicampur putih bisa dapat sedikit lebih terang, misalnya 4W. Tetapi ya kalau warna itu mungkin sebenarnya sekedar hiasan aja.

Bardi LED Strip

Yang LED strip dijual per 2 meter, dan bisa dipotong setiap 10cm (tapi hanya bisa disambung diantara yang utuh dengan potongan atau dua yang utuh — kalau potongan ke potongan tidak dapat disambung).

Radio wifinya didalam adaptor, jadi kalau misalnya 5 strip, itu semua satu warna — kalau mau satu strip merah satu strip biru, harus beli dua adaptor.

Menurut spesifikasi, LED strip itu 2.5W per meter, jadi kalau 10 meter itu seharusnya 25W, namun seperti diatas kalau kita pakai warna selain white (ke warm white), pasti efektifnya hanya sekitar 1/4 dari itu. Jadi misalnya untuk hiasan plafon dengan warna biru, 10 meter itu hanya sekitar 6 atau 7W, bukan 25W.

Saat mati lampu

Yang Philips punya ada power recovery setting, jadi saat hidup lampu setelah mati lampu, lampu yang sebelumnya udah dimatikan melalui app, tidak hidup kembali. Kalau Bardi tidak ada, jadi saran saya pakai saklar biasa biar bisa dimatikan malam. Saya pakai saklar hotel di kamar tidur yang sambung tiga bola lampu ke satu saklar, jadi semua bisa dihidupkan atau dimatikan permanen sekaligus, lepas dari smart.

Namun, walaupun Bardi tidak punya power recovery, ada colour recovery dan cahaya recovery, yaitu misalnya kita setting warna biru 1% cahaya, setelah hidup lampu tidak kembali ke posisi awal, yaitu putih 100%. Jadi kalau tidak matikan secara fisik melalui saklar, bisa kita setting yang warna tenang dengan cahaya minimal (sekitar 0.5W), biar tidak terlalu terang nanti.

Selain itu, kalau jarang mengalami mati lampu, tidak begitu masalah dengan soal ini.

App

Bardi punya app sendiri, saya tidak tahu hanya rebranding dari China, atau dibuat sendiri tapi berfungsi ok. Bisa dikelompokkan berapa bola/LED strip, biar di setel sekaligus. Selain itu bisa juga setting untuk matikan sesuai jadwal.

Kalau install Google Assistant, bisa juga setel lampu dengan suara. Itu sambung ke app Bardi, dan berfungsi dengan bagus.

Kesimpulan

Bola lampu Bardi itu barang China yang dibuat merek Indonesia. Sepertinya kualitas mirip dengan Philips yang biasa (bukan Philips Hue), dengan harga lebih murah. Sudah banyak laku juga. Kalau Xiaomi sepertinya sedikit lebih bagus, tapi harga mahal, jadi buat saya sudah ok Bardi sih, karena saat beli saya takut setiap kali mati lampu warna kembali ke awal, tapi bersyukur tidak.

--

--

Matthew Brealey
Matthew Brealey

Written by Matthew Brealey

miscellaneous articles on Indonesian law and other topics

No responses yet